Jumat, 10 Januari 2014

CINTA KOPI PANAS

Disuatu pagi yang cerah, jam weker yang berada diatas meja membunyikan suaranya yang amat keras sehingga membangunkan Via. Seorang cewek yang sedang tertidur pulas karena begadang semalaman. Dengan terburu-buru Via pun segera mandi karena jam sudah menunjukkan pukul 06.30 dan dia teringat dengan janjinya. Setelah selesai mandi dan sarapan pagi Via pun bergegas berangkat kesekolah. Sesampainya di sekolah Via langsung berlari menuju koridor sekolah dan disana telah menunggu seorang anak laki-laki.
“Maaf-maaf” kata Via sambil terengah-engah nafasnya.
“Kamu sudah terlambat 15 menit dari janjimu !!! seharusnya kamu datang lebih awal.” Kata seorang pria yang berada didepan Via yang terlihat agak marah.
“Kan aku sudah minta maaf” kata Via dengan muka bersalah.
“Tet..tet..tet” bel tanda masuk sekolah pun berbunyi. “Ayo masuk” ucap Via kepada seorang laki-laki tersebut, Kiki namanya. Kiki pun hanya menjawabnya dengan senyuman. Sejak itulah mereka berdua bertambah dekat.
Sekarang Kiki mempunyai rutinitas setiap malam, yaitu mengajari Via untuk belajar. Karena orang tua Via menyuruh Kiki untuk mengajari Via belajar.
***
Semakin lama, diantara mereka tumbuh rasa suka dan benih-benih cinta menancap diantara mereka.
Pada malam minggu, waktunya Kiki untuk mengajari si Via belajar matematika.
“Kerjakan soal halaman 45 ya” ucap Kiki
“Ok, mas bos” jawab si Via dengan lantang.
Via pun mulai mengisi soal demi soal. Namun pada soal nomor 7 ia kebingungan, sambill menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal ia terdiam begitu lama.
“Kenapa Via ?” tanya Kiki
“Aku bingung, kenapa x bisa menjadi 4, terus y jadi berapa ?” jawab Via. Kikipun hanya diam dan tidak merespon pertanyaan cewek cerewet itu.
“Jadi berapa ?” bentak Via dengan jengkel
“Kita jadian yuk” ucap Kiki dengan nada lembut.
Suara itu pun terdengar jelas ditelinga Via dan Via pun terdiam sejenak sambil menatap mata kaki. Mereka berdua pun saling bertatap mata hingga akhirnya si Via pun menjawab dengan nada manja dan malu-malu
“Iya,, aku mau” jawab Via
Dan akhirnya mereka pun jadian, hari – hari yang mereka lalui sangat bahagia.
***
Tidak terasa, mereka sudah lulus dari sekolah menengah atas. Semprotan pilok yang berwarna warni menghiasi kebahagiaan mereka semua yang dinyatakan lulus 100% oleh SMA Nusa Bandung.
“Kiki mau kemana setelah ini ?” tanya salah seorang guru, biasalah murid terpandai dan terfavorit satu sekolahan.
“ke UGM pak, jurusan biologi” jawab Kiki
“Kamu Via mau kuliah dimana setelah ini ?” tanya guru tersebut
“Saya gak kuliah pak, saya ingin keliling dunia untuk mencari inspirasi menulis novel pak” jawab Via dengan penuh semangat.
“Jadi kamu gak kuliah Dek (panggilan sayang untuk Via) ?” tanya si Kiki dengan wajah sedih dan air matapun menetes dari pipinya. Karena ia ingin melihat pacarnya sukses tanpa menghayal menjadi penulis novel yang menjadi impian pacarnya tersebut.
Via pun sedih melihat Kiki menangis karenanya.
“Iya deh aku akan kuliah” ucap Via untuk menghibur pacarnya tersebut.
“Sungguh ?” tukas Kiki
“Iya kakak” jawab si cerewet yang ia sayangi.
***
“Tok..tok..tok..” seorang tengah mengetuk pintu rumah Via
“Siapa ?” tanya Via
“Ini kakak” jawab seseorang tersebut
“Oh ya kak..aku buakain..selamat ya kak udah diterima di Universitas Gajah Mada !” ungkap si Via sambil menyalami Kiki.
“Iya dek” jawab Kiki sambil senyum ke Via
“Ada apa kak, kok kesini tanpa bilang dulu ?” tanya si Via.
“Gini dek, kita kan udah lulus SMA bentar lagi masuk kuliah. Orang tuaku ingin aku fokus kuliah tanpa harus memikirkan hal-hal lain, pacaran misalnya !” ucap Kiki
“Jadi ?” sahut via dengan nada sendu.
“Kita harus putus, agar aku tidak mengganggu kuliahmu dan kamu pun tidak mengganggu kuliahku” jawab Kiki sedih.
Dan tanpa sadar Kiki pun meneteskan air matanya dan segera memeluk Via.
Kiki memang mudah tersentuh hatinya dan cengeng tapi tetap berpegang teguh dengan keputusannya.
“Ok, no problem !” jawab si Via dengan sedih. Si Via pun menyadari apa yang diprioritaskan Kiki.
***
4 tahun telah berlalu, Kiki dan Via pun sudah lulus kuliah. Kemudian si Kiki pun datang kerumah Via karena Kiki teringat tulisan si Via, yaitu Novel “Janji Jari Kelingking”. Si Via pun menerima kedatangan Kiki dengan baik. Lama-kelamaan si Kiki pun mengetahui kalau Via ternyata sudah punya pacar baru, sehingga membuat Kiki putus asa, mantan kekasihnya tersebut.
Setiap malam Via dan Kiki jalan-jalan berdua. Mereka mengenang masa-masa indah dulu saat mereka masih pacaran. Pertemua mereka pun diluar sepengetahuan pacarnya Via sebut saja Ady. Tetapi lama-kelamaan pertemuan mereka pun diketahui oleh ady karena sikap Via yang sudah berubah dengannya. Via pun menangis karena disaat bertemu dengan Kiki, Ady mendatanginya san memutuskan Via pada malam itu juga.
“Kesempatan nih, hehe” Si Kiki berbicara dalam hati.
Dan pada malam kedua setelah Via dan Ady putus, akhirnya si Via pun jadian lagi dengan Kiki (istilah gaulnya (CLBK).
Mereka berdua pun menjalani hari-harinya dengan bahagia. Tetapi tak berselang lama, Via pun iri dengan teman-temannya yang sudah menikah.
Suatu malam Kiki main kerumahnya Via, Via pun berusaha mengutarakan isi dalam hatinya kepada Kiki.
“Kak, aku iri dengan teman-temanku yang sudah menikah. Kapan kakak melamar aku ?” tanya Via dengan penuh semangat.
Tetapi apa yang keluar dari mulut Kiki tidak sesuai dengan apa yang Via harapkan.
“Maaf dek aku sudah dijodohkan oleh orang tuaku dengan wanita pilihan orang tuaku, rencana minggu depan aku akan melamarnya. Maafkan aku baru bilang sekarang dek” jawab Kiki dengan sedih.
Via pun menangis dan masuk kamarnya tanpa sepatah katapun terucap dari mulutnya karena kesedihan yang sangat mendalam. Ia pun berjanji pada dirinya sendiri tidak akan pernah mau bertemu dengan Kiki lagi.
Setelah beberapa bulan berlalu. Akhirnya si Ady dan Via pun bertemu lagi. Dan mereka memutuskan untuk pacaran lagi dan hingga suatu hari mereka memutuskan untuk mengakhiri masa pacarannya dan menikah.
Setelah akad nikah selesai Via didatangi seorang anak kecil yang sedang membawa surat untuknya, yang berisi :
“Cinta itu seperti kopi panas, Enaknya diminum saat panas pula, tapi resikonya ya cepat habis”
“Kopi itu enaknya diminum sedikit demi sedikit, resikonya ya keburu dingin”
Aku minta maaf Via, selama ini aku menyembunyikan ini semua dari kamu. Sekali lagi aku minta maaf dan semoga kamu bahagia. (Kiki)
Itulah isi surat dari Kiki mantan pacar Via. Via pun teringat kata-kata tersebut, karena ia yang memberikannya kepada Kiki waktu mereka masih duduk dibangku SMA.
Via pun bertanya kepada anak kecil tersebut yang tidak lain adalah adik dari Kiki.
“Dimana sekarang kakakmu ?” tanya Via kepada anak itu, dan tanpa sadar ia telah meneteskan air matanya.
“ Kakak sudah meninggal 2 hari yang lalu karena tumor ganas yang berada diotaknya” jawab anak kecil tersebut.
Via pun sock berat mendengar hal itu.
“Jadi dia meninggalkanku dan membohongiku hanya untuk menutupi penyakitnya dariku ?” Via berbicara dalam hati dan dia terus menangis sambil memeluk surat dari mantan pacarnya tersebut.

https://twitter.com/ImamKusnadi3 / https://twitter.com/anita_sillviia

0 komentar:

Posting Komentar